Inikah Momentum bagi Industri e-Commerce Indonesia?
Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz
Perlahan namun pasti, industry e-commerce Indonesia mulai menginjak masa keemasanya. Pemerintah pun akan segera melahirkan roadmap bagi industri ini. Harapannya ekosistem dapat terbentuk dengan baik agar Indonesia tidak hanya sekadar menjadi sasaran pemain luar.
Dunia e-commerce di Indonesia tengah menggeliat. Perhatian didapat bukan hanya dari masyarakat dalam negeri, tetapi juga masyarakat global. Pertumbuhanya pun terlihat cukup baik, dengan terus bermunculan perusahaan baru baik startup maupun yang sudah besar.
“Industri ini terus tumbuh. Dan, jika Anda masih ingat, perjalanan e-commerce ini dimulai pada tahun 1994 dengan keberadaan Indonet sebagai internet sevice provider pertama di Indonesia.Dari sini, lahir banyak perusahaa, mulai dari Kaskus, Bhinneka.com, dan Toko Bagus, hingga banyak perusahaan berbasis internet lainnya seperti saat ini. Jelas Chairman Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA), Daniel Tumiwa.
Perjalanan pun bukan hanya diramaikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Perbaikan infra struktur pun terjadi, seperti hadirnya teknologi infrastruktur 3G pada tahun 2006, UU ITE pada tahun 2008, 4G pada tahun 2013, hingga pembentukan roadmap e-commerce yang baru tahun ini dikenalkan. Rencananya, Menkominfo Rudiantara akan meluncurkan roadmap ini pada bulan Agustus mendatang.
Salah satu elemen pendukung berkembangnya ekosistem e-commerce adalah roadmap ini. Roadmap hadir sebagai bentuk dukungan dari pemerintah sebagai regulator. Terdapat tujuh hal yang diatur dalam peta jalan e-commerce Indonesia, yaitu logistik, pendanaan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, pajak, pendidikan, sumber daya manusia, serta cyber security.
“Roadmap yang dibuat oleh pemerintah ini akan membantu percepatan e-commerce di Indonesia baik percepatan secara bisnis dan industri maupun perlindungan e-commerce di Indonesia. Hal ini akan memiliki dampak sangat positif bagi sistem transaksi, sistem keamanan belanja online, serta perkembangan investasi e-commerce asing dan lebih menjamin perlindungan terhadap investor local,†terang Riyeke Ustandiyanti, Wakil Ketua Umum Bidang Perencanaan dan Perancangan Asosiasi Indonesia E-commerce (IdEA)
Hadirnya peta jalan ini akan menjadi panduan untuk mengubah kebiasaan lama masyarakat dan pelaku Industri e-commerce.
Menurut Riyeke, jika peta jalan yang ada tidak bagus, maka upaya untuk mengubah kebiasaan lama tersebut akan berjalan lebih lama. Perilaku menjadi salah satu perhatian utama Riyeke. Ia mengatakan salah satu tantangan terbesar industry e-commerce di Indonesia adalah dalam hal perilaku.
Sementara itu, Rudiantara menggaris bawahi elemen pembentuk pertumbuhan dari Industri ini. “Dalam membangun ekosistem e-commerce, ada tiga hal yang berperan penting. Semuanya tergabung dalam NDA (network, device, application). Kondisi ketiganya harus tumbuh bersamaan di seluruh wilayah Indonesia agar pertumbuhan industri ini dapat menyeluruh. Saat ini, masih ada gap antara Ibu Kota Jakarta dengan daerah-daerah lain. Misalnya, soal kecepatan broadband,†jelas Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun mengamanatkan kepada industri ini untuk terus bergerak cepat untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dibandingkan Negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat. Jokowi pun menggarisbawahi besar minat pihak asing kepada Indonesia. Misalnya saja kehadiran perusahaan e-commerce raksasa asal Tiongkok, Alibaba.
“Tidak apa-apa jika pemain asing itu masuk sini, Kita bisa bergabung dengan mereka untuk membesarkan ekosistem industri di Indonesia. Tapi ekosistem industri ini harus terus dikembangkan hingga siap dan menjadi daya saing Indonesia di kancah Internasional,†jelas Jokowi
Jokowi pun optimis dengan kemampuan dari para pelaku bisnis online local ini. “Kita punya Bukalapak, Tokopedia, GO-JEK, dan masih banyak lagi. Ekosistemnya mulai terbentuk. Ekonomi ini yang akan mengemudikan daya saing kita. Pihak luar pun sudah melihat potensi digital ekonomi Indonesia yang besar.†Kata Jokowi.
Sumber artikel: Marketeers magazine – July 2016